Ini adalah tulisanku berbentuk opini yang tercipta pada tahun 2010 silam. Suhu politik jelang Pilgub Sulsel 2013 saat itu sudah mulai hangat. Di berbagai kesempatan, Syahrul Yasien Limpo dan Ilham Arief Sirajuddin bertemu. Saat itu, keduanya masih saling menjajaki untuk berpaket. Hal itu terlihat dari lagu yang seringkali keduanya dengdangkan saat berlangsung acara. Namun teori bercerita lain, SYL berpaket dengan Agus Arifin Nu'mang dan dengan terpaksa IAS menantang paket petahana tersebut.
SYL-IAS: Seniman Demokrasi di Sulawesi-Selatan
OPINI | 20 September 2010 | 15:35 Dibaca: 112 Komentar: 2 Nihil
“Kutak bisa…jauh…jauh…darimu….” sepenggal Lyrik group band papan atas, Slank yang berjudul Kutakbisa.
Di berbagai kesempatan, lagu ini dinyanyikan oleh Syahrul Yasien Limpo
(SYL), Gubernur Sulawesi-Selatan lalu bergandengan tangan dengan Ilham
Arief Sirajuddin (IAS), Walikota Makassar. Tetapi sebelum keduanya
menyanyikan lagu tersebut, baik SYL maupun IAS lebih dulu menyanyikan
lagu milik Nidji :”Akhirnya..ku menemukanmu…”
Penonton pun bersorak,tepuk tangan membahana dari berbagai penjuru. Sejumlah “pengikut” kedua tokoh ini lalu ikut berbaur dan senyum-senyum masam.Seketika, suasana menjadi cair lalu saling memuji pun terucap lewat pidato. lagi-lagi, suara gemuruh tepuk membahana..Hidup SYL, hidup IAS.
Suasana seperti ini tidak tercipta begitu saja. Andai keduanya menyanyikan di saat SYL menjabat sebagai Wakil Gubernur dan IAS tetap sebagai Walikota-lagu ini nyaris tak berarti, tak ada nilai berita dan suara tepuk tangan pun tidak akan membahana. Paling applaus ala JK, perlahan tapi pasti.Pun teriakan Hidup SYL dan hidup IAS tak akan terdengar.
Namun cerita ini menjadi lain, saat proses Pilkada Sulawesi-Selatan berlangsung. SYL bersama tim Sayang sementara IAS bergabung bersama tim Asmara, karena etika organisasi. Cerita ini kembali terulang saat Musda Golkar 2009 lalu. Cerita dan wacana pun berkembang liar yakni pada satu tujuan, pilkada Gubernur. Wacana mengerucut bahwa IAS adalah penantang utama SYL dalam Pemilihan gubernur 2013 nanti.
Bahkan berbagai aktivitas pun selalu bernuansa politis.Kedua tokoh ini memang pemain akrobatik yang lincah dan pemain watak. Pandai “berdansa” di pentas percaturan dinamika demokrasi di Sulawesi-Selatan. Bahkan mampu memainkan peranan pada tingkat atau level nasional. Budaya demokrasi yang telah diajarkan pun akhirnya sampai juga ke masyarakat. Tengoklah misalnya, masyarakat sudah pandai membaca di setiap langkah dan gerak SYL dan IAS.Bahkan setiap kalimat yang keluar dari ucapan SYL dan IAS mampu diartikulasikan oleh pembaca dan pendengar, lalu menghubungkan satu sama lain. Semua bermuara pada Pilkada Sulsel yang masih jauh, tiga tahun lagi.
Jikalau suasana makin panas, mungkin telah mencapai 47 derajad maka tak lama kemudian, SYL dan IAS lalu bertemu dan kembali mengulangi nyanyian Slank..”Kutakbisa..jauh darimu…”…pemain orgen pun ikut bersemangat melentikan jarinya di orgen tunggal miliknya agar SYL dan IAS mampu mengiringi musiknya. Aplaus lalu berkumandang….Beginilah Sulawesi-Selatan..selalu panas lalu sejuk lagi…
Kini 2013..tak ada lagi dendang lyrik Slank yang keluar dari mulut Syahrul Yasien Limpo, yang berhasil mempertahankan kekuasaannya sebagai gubernur sulsel 2013-2018. Ilham Arief Sirajuddin-walikota Makassar dan penantang SYL di Pilgub tahun ini, juga tak mengeluarkan lirik lagu "akhirnya kumenemukanmu"...atau SYL lewat lagunya Slank "Kutak bisa-jauhhh...jauhhhh darimuuu". Tak ada lagi dendang lagu..Sangat terasa jika pemain orgen kesulitan menekan timbol keyboard nya. Kesulitan karena tidak tega melihat keduanya bersaing, bertengkar dan saling sindir. Lihatlah, karena tak sanggupnya mendendangkan lirik itu maka yang terlihat adalah bara amarah, emosi,darah. Politik dan kekuasaan telah melunturkan persuadaraan dan persahabatan antara SYL dan Ilham. Kita berharap, SYL dan IAS kembali bersatu,menjaga kota ini".
Penonton pun bersorak,tepuk tangan membahana dari berbagai penjuru. Sejumlah “pengikut” kedua tokoh ini lalu ikut berbaur dan senyum-senyum masam.Seketika, suasana menjadi cair lalu saling memuji pun terucap lewat pidato. lagi-lagi, suara gemuruh tepuk membahana..Hidup SYL, hidup IAS.
Suasana seperti ini tidak tercipta begitu saja. Andai keduanya menyanyikan di saat SYL menjabat sebagai Wakil Gubernur dan IAS tetap sebagai Walikota-lagu ini nyaris tak berarti, tak ada nilai berita dan suara tepuk tangan pun tidak akan membahana. Paling applaus ala JK, perlahan tapi pasti.Pun teriakan Hidup SYL dan hidup IAS tak akan terdengar.
Namun cerita ini menjadi lain, saat proses Pilkada Sulawesi-Selatan berlangsung. SYL bersama tim Sayang sementara IAS bergabung bersama tim Asmara, karena etika organisasi. Cerita ini kembali terulang saat Musda Golkar 2009 lalu. Cerita dan wacana pun berkembang liar yakni pada satu tujuan, pilkada Gubernur. Wacana mengerucut bahwa IAS adalah penantang utama SYL dalam Pemilihan gubernur 2013 nanti.
Bahkan berbagai aktivitas pun selalu bernuansa politis.Kedua tokoh ini memang pemain akrobatik yang lincah dan pemain watak. Pandai “berdansa” di pentas percaturan dinamika demokrasi di Sulawesi-Selatan. Bahkan mampu memainkan peranan pada tingkat atau level nasional. Budaya demokrasi yang telah diajarkan pun akhirnya sampai juga ke masyarakat. Tengoklah misalnya, masyarakat sudah pandai membaca di setiap langkah dan gerak SYL dan IAS.Bahkan setiap kalimat yang keluar dari ucapan SYL dan IAS mampu diartikulasikan oleh pembaca dan pendengar, lalu menghubungkan satu sama lain. Semua bermuara pada Pilkada Sulsel yang masih jauh, tiga tahun lagi.
Jikalau suasana makin panas, mungkin telah mencapai 47 derajad maka tak lama kemudian, SYL dan IAS lalu bertemu dan kembali mengulangi nyanyian Slank..”Kutakbisa..jauh darimu…”…pemain orgen pun ikut bersemangat melentikan jarinya di orgen tunggal miliknya agar SYL dan IAS mampu mengiringi musiknya. Aplaus lalu berkumandang….Beginilah Sulawesi-Selatan..selalu panas lalu sejuk lagi…
Kini 2013..tak ada lagi dendang lyrik Slank yang keluar dari mulut Syahrul Yasien Limpo, yang berhasil mempertahankan kekuasaannya sebagai gubernur sulsel 2013-2018. Ilham Arief Sirajuddin-walikota Makassar dan penantang SYL di Pilgub tahun ini, juga tak mengeluarkan lirik lagu "akhirnya kumenemukanmu"...atau SYL lewat lagunya Slank "Kutak bisa-jauhhh...jauhhhh darimuuu". Tak ada lagi dendang lagu..Sangat terasa jika pemain orgen kesulitan menekan timbol keyboard nya. Kesulitan karena tidak tega melihat keduanya bersaing, bertengkar dan saling sindir. Lihatlah, karena tak sanggupnya mendendangkan lirik itu maka yang terlihat adalah bara amarah, emosi,darah. Politik dan kekuasaan telah melunturkan persuadaraan dan persahabatan antara SYL dan Ilham. Kita berharap, SYL dan IAS kembali bersatu,menjaga kota ini".