Selasa, 29 Januari 2013

Peracik Teko dari Pasar Kalimbu

Jika anda penggemar kopi atau teh-lalu hendak merasakan aroma layaknya khas racikan warung kopi, maka cobalah meracik sendiri menggunakan teko kuningan. Teko menjadi ciri khas para pemilik warung kopi baik di Makassar maupun warkop di kota lain. Bak pepatah, "bagaikan sayur tak bergaram", begitulah juga kehadiran teko di setiap warkop. Teko sangat bermanpaat untuk mengukur kadar air panas sehingga kopi atau teh yang dihasilkan dari teko tersebut tidak menyengat bibir atau lidah. Begitupula kadar airnya, dapat bertahan lama. 

Di Makassar, seorang pria tua yang berusia 68 tahun adalah salah satu pembuat teko yang banyak digemari oleh pemilik Warkop di Makassar. Usianya yang sudah tergolong uzur tersebut, semakin matang dalam membuat Teko sehingga masyarakat dan pemilik warkop pun masih menyukai hasil buatannya. Padahal, cara pembuatan teko milik Puang Lanna ini, sangat tradisional dan bertahan sejak puluhan tahun. 

Meski lokasinya berada di belakang Pasar Kalimbu Makassar, melalui lorong sempit namun tidak menyurutkaan pembeli mendatangi Puang Lanna. Pelanggannya sudah tersebar di tanah air seperti Kalimantan, Papua, Ambon dan Sulawesi. 90 persen pemilik warkop di Makassar,memesan Teko lewat jari terampil Puang Lanna. 


 Awal mula Puang Lanna pandai meracik Teko, ketika seorang warga Keturunan Tionghoa memperbaiki teko-nya yang sudah rusak. Dari situlah kemudian, Puang Lanna mengikuti struktur dan bentuk teko, memahami bahan serta lekukan teko. Ilmu otodidak itulah berkembang hingga saat ini. 

Puang Lanna menjual Teko nya seharga 250 ribu per teko. Nah, anda peminum kopi, teh atau sejenisnya?lalu hendak merasakan cita rasa warkop? dan akan meracik sendiri- tak ada salahnya memilih teko hasil jemarin Puang Lanna.