Kenikmatan kopi yang di suguhkan oleh para pemilik warkop atau kedai kopi yang beroperasi di Makassar tidak terlepas dari peranan teko atau poci. Bagi pemilik warkop, hambar rasanya kopi mereka jika tidak menggunakan teko saat meracik kopi yang akan disuguhkan kepada pelanggan. Dari teko itulah, peracik kopi dapat menanak sesuai selera pelanggan. Bagi penikmat kopi di Makassar, racikan kopi terdiri dari tebal atau kental, sedang dan tipis. Tergantung selera pengunjung.
Memakai teko, bukan berarti hasil atau cita rasa dari kopi tersebut memiliki kesamaan dengan seluruh warkop se Makassar. Justru dari teko itulah, peracik kopi dapat membuat kopi sesuai dengan khas warkop mereka.
Seperti Teko yang saat ini dimiliki oleh Keda Kopi Phoenam. Teko bagi Phoenam adalah nyawa bagi warkop nya. Sejak puluhan tahun silam, Phoenam sudah menghabiskan beberapa jenis Teko yang terbuat dari tembaga. Kelebihan dari teko tersebut, selain karena bahannya terbuat dari tembaga, mereka bisa mengukur tingkat kepanasan dari kopi, teh atau kopi-susu yang mereka racik. Tentu akan berbeda jika bahan teko terbuat dari alumunium. Jika menggunakan aluminium,air yang dihasilkan akan terasa sangat panas dan menyengat lidah. Selain bahannya tipis, api akan cepat membuat air mendidih. Berbeda dengan teko yang terbuat dari tembaga. Tingkat kepanasan air terukur, tidak cepat panas namun suhu akan bisa bertahan lama. Jadi jangan heran, jika kopi yang anda racik di rumah akan berbeda dengan kopi racikan warkop.